Setiap orang punya perjalanan perubahan. Ada yang berhenti di dirinya sendiri, ada pula yang memilih meneruskan semangat itu kepada orang lain. Itulah yang kami rasakan ketika akhirnya kembali ke sekolah, bukan lagi sebagai siswi, melainkan sebagai fasilitator dalam program Girls4Change, sebuah ruang belajar dan pemberdayaan remaja, khususnya perempuan, agar berani bersuara dan menjadi agen perubahan.
Kilas Balik: Dari Peserta ke Fasilitator
Kami, Simpul Gank yang terdiri dari Cheril, Lia, dan Tomie awalnya hanyalah siswa yang terpilih mengikuti program Girls4Change yang diadakan Rise Foundation di sekolah. Saat itu, Girls4Change memperkenalkan kami pada gagasan tentang keberanian dan kepedulian sebagai perempuan. Waktu berjalan, kami lulus SMA, sempat terpisah, hingga akhirnya dipertemukan lagi. Bedanya, kali ini bukan untuk menerima inspirasi, melainkan untuk menularkannya. Lingkaran itu terasa lengkap: dari peserta menjadi fasilitator.
Di Balik Layar: Mengubah Kekhawatiran Jadi Semangat
Menjadi fasilitator ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Kami berjam-jam menyusun konsep, berdebat soal metode, dan menyiapkan permainan agar suasana tidak kaku. Hingga akhinrua kami pun menemukan ide nama untuk kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu REKAN Simpul. REKAN adalah singkatan dari Remaja Kuat dan Aman. Nama ini lahir dari keyakinan bahwa setiap remaja membutuhkan teman seperjalanan untuk tumbuh dan merasa aman. Kami pun menyusun yel-yel sederhana namun penuh makna: “Karena remaja butuh rekan untuk aman.” Yel-yel ini bukan sekadar seruan, melainkan pengingat bahwa kekuatan remaja akan semakin nyata ketika mereka saling mendukung. Rasanya seperti mengulang masa-masa aktif di organisasi sekolah dulu. Bahkan Bu Agustin, Waka Humas, sempat bercanda, “Kalian ngapain lagi ke sini? Baru kemarin lulus, sekarang bawa proposal lagi.” Tawa kami pecah, tapi sekaligus menjadi pengingat: meski status berbeda, semangat berkarya tetap sama.
Semua ini tidak berjalan dengan mudah karena tentunya ada kegelisahan. Cheril khawatir peserta tidak antusias, Lia takut soal perizinan, sementara Kartika pusing memikirkan cara agar adik-adik tidak bosan. Namun ketakutan itu justru jadi bahan bakar. Kami belajar mengubah rasa cemas menjadi kreativitas, dan rasa takut menjadi energi untuk menghadirkan kegiatan yang bermakna.
Hari Pelaksanaan: Senyum, Suara, dan Keberanian
Saat hari itu tiba, semua keraguan perlahan memudar. Dari wajah-wajah ragu, muncul senyum dan tawa. Mereka yang awalnya malu mulai mengangkat tangan, menyampaikan pendapat, bahkan berani berbeda. Kelas yang biasanya kaku berubah menjadi ruang aman penuh interaksi.
Momen paling menyentuh datang di sesi terakhir ketika peserta diminta memberi kritik dan masukan. Mereka tampil berani, jujur, dan kritis. Ada ide-ide segar yang bahkan tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dari sana kami sadar, anak-anak ini bukan hanya bisa menerima materi, tapi juga bisa berpikir kritis, berani berbeda, dan menyuarakan opini dengan percaya diri.
Seorang peserta berkata, “Kak, dari program ini aku mendapatkan banyak pembelajaran, dan jadi tau banyak perspektif, selain itu juga jadi lebih percaya diri” Kalimat sederhana itu menjadi pengingat bahwa perubahan kecil bisa berdampak besar.
Pesan dan Harapan: Estafet yang Tak Boleh Putus
Bagi kami, program Girls4Change bukan sekadar workshop sehari dua hari, melainkan estafet perubahan. Kami berharap para peserta membawa pulang keberanian untuk berbicara, kepercayaan diri untuk tampil, dan kepedulian untuk menularkan semangat kepada lingkungannya.
Kami juga percaya program ini akan terus tumbuh lebih inovatif, menjadi wadah aman bagi remaja untuk belajar dan berani bersuara. Karena perubahan sejati tidak berhenti di satu generasi, melainkan terus berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Pengalaman ini mengajarkan kami satu hal: menjadi fasilitator bukan hanya soal memberi, tapi juga menerima pelajaran baru, energi baru, dan keyakinan bahwa masa depan ada di tangan mereka yang berani mencoba. Estafet perubahan ini akan terus hidup, selama ada yang mau berlari membawa obor keberanian.