Aktivitas

Temukan kegiatan yang menarik dan inspiratif, mulai dari kelas pendidikan mendalam hingga lokakarya kreatif yang dirancang untuk pemberdayaan remaja.

Green Beauty: Merawat Diri, Merawat Bumi

Seorang remaja perempuan memeluk bumi dengan latar bernuansa pink, menampilkan pesan kampanye Green Beauty: Merawat Diri, Merawat Bumi yang mengajak peduli lingkungan melalui kebiasaan kecantikan berkelanjutan.

Pernah terpikir nggak sih, kalau skincare atau makeup yang kita pakai setiap hari ternyata meninggalkan jejak bukan hanya di wajah, tapi juga di bumi? Dari botol serum mungil hingga sheet mask sekali pakai, semuanya punya potensi jadi tumpukan sampah yang sulit terurai.

Menurut data, industri kecantikan dunia menghasilkan lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun. Sekitar 40 persen di antaranya berbahan plastik sekali pakai yang sulit didaur ulang (Shalmont, 2020). Fakta ini menunjukkan bahwa aktivitas kecantikan yang kita lakukan ternyata punya dampak nyata terhadap lingkungan.

Kita jarang menyadarinya, tetapi rutinitas sederhana seperti membuka kemasan skincare atau makeup bisa meninggalkan jejak bagi lingkungan. Di balik niat untuk merawat diri, ada konsekuensi nyata yang sering luput dari perhatian kita. Kesadaran akan hal ini mendorong lahirnya tren green beauty, gerakan yang menekankan keseimbangan antara perawatan diri dan kelestarian alam. Pendekatan ini tidak hanya mengubah cara kita memilih produk, tetapi juga cara kita memaknai kecantikan itu sendiri.

Apa itu Green Beauty ?

Green beauty adalah pendekatan dalam dunia kecantikan yang menekankan perawatan diri tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan. Konsep ini lahir dari kesadaran bahwa setiap produk kecantikan memiliki perjalanan panjang sebelum sampai di tangan kita. Mulai dari bahan yang dipilih, proses produksi, hingga bagaimana kemasannya berakhir setelah digunakan.

Namun, green beauty bukan sekadar soal memakai bahan alami atau mengurangi plastik. Lebih dari itu, gerakan ini juga berbicara tentang etika, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap bumi. Sebuah produk bisa disebut “green” ketika seluruh proses pembuatannya berupaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam.

Secara umum, prinsip green beauty berakar pada tiga dimensi utama keberlanjutan yang juga diungkap oleh Alviri, Lynes, dan Habib (2025), yaitu aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dari ketiga dimensi tersebut, lahir beberapa praktik kunci yang menjadi fondasi gerakan ini. Pertama, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, seperti formula berbasis tanaman yang aman bagi kulit serta tidak mencemari air maupun tanah. Kedua, etika dan tanggung jawab sosial juga menjadi hal penting. Ini mencakup praktik cruelty-free, penerapan konsep vegan bila memungkinkan, serta dukungan terhadap kesejahteraan pekerja dan komunitas lokal. Ketiga, efisiensi dan transparansi produksi, di mana merek berkomitmen untuk mengurangi limbah, menggunakan energi secara bijak, dan terbuka mengenai proses pembuatannya. Terakhir, kemasan berkelanjutan, melalui penggunaan material daur ulang, botol kaca, atau sistem isi ulang (refill system) yang membantu menekan sampah plastik.

Green beauty menandai perubahan cara pandang terhadap kecantikan dari sekadar tampilan luar menjadi bentuk tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan. Sebuah konsep yang mengajak kita untuk melihat kecantikan sebagai bagian dari keberlanjutan, bukan hanya penampilan semata.

Merawat Diri sambil Merawat Bumi

Di tengah banyaknya pilihan skincare dan makeup, sering kali kita tergoda dengan label natural, eco, atau organic tanpa benar-benar memahami maknanya. Tidak semua produk yang terlihat ramah lingkungan benar-benar diproduksi secara berkelanjutan, dan disinilah kita perlu lebih kritis agar tidak terjebak greenwashing, yaitu strategi pemasaran yang hanya menggunakan label ramah lingkungan tanpa tindakan yang nyata.

Menjadi bagian dari gerakan green beauty tidak berarti harus mengganti seluruh produk dalam rutinitas perawatan kita secara sekaligus. Justru, perubahan kecil yang konsisten bisa memberi dampak besar. Misalnya, gunakan produk sampai habis sebelum membeli baru, pastikan kemasan bekas tidak terbuang sia-sia dengan didaur ulang, pilih brand yang menyediakan sistem isi ulang, dan dukung merek yang peduli pada keberlanjutan serta kesejahteraan pekerja dan komunitas lokal.

Setiap pilihan kecil yang kita buat sehari-hari bukan hanya membantu mengurangi limbah dan jejak karbon, tetapi juga mendorong industri kecantikan untuk bergerak ke arah yang lebih bertanggung jawab. Dengan demikian, kecantikan tidak lagi sekadar soal tampilan luar, tetapi juga tentang bagaimana kita merawat diri sambil menjaga bumi sebagai tempat kita berpijak.

Mendukung konsep green beauty berarti ikut membentuk cara pandang baru terhadap kecantikan yang berkelanjutan. Pendekatan ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah praktik yang mengajarkan kita bahwa merawat diri dan melindungi lingkungan bisa berjalan bersamaan. Dengan langkah-langkah sederhana dan konsisten, kita dapat berkontribusi pada pelestarian bumi, sekaligus menikmati perawatan diri yang aman, efektif, dan bertanggung jawab.

Yuk mulai peduli dari sekarang. Kalau sobat sendiri, sudah pernah coba produk green beauty? Share pengalamanmu di kolom komentar ya!

REFRENSI

Alviri, H., Lynes, J., & Habib, K. (2025). Beyond green chemistry: A comprehensive review of how sustainability has been integrated into cosmetic research. Global Sustainability, 8, e16. https://doi.org/10.1017/sus.2025.5 

Shalmont, J. (2020). Sustainable beauty: Kesiapan konsumen di Indonesia dalam mengintegrasikan konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sampah kemasan plastik produk kecantikan. Law Review, 20(2), 259–291. https://doi.org/10.19166/lr.v20i2.2591

Aktivitas Lainnya