Skip to content

Aktivitas

Temukan kegiatan yang menarik dan inspiratif, mulai dari kelas pendidikan mendalam hingga lokakarya kreatif yang dirancang untuk pemberdayaan remaja.

6 Langkah Memperkuat Keamanan Digital untuk Remaja Perempuan

Halo Sobat Remaja! Setuju gak kalau media sosial termasuk keamanan digital hari ini sudah jadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita? Setiap momen yang terjadi dalam sehari rasanya ingin kita bagikan ke media sosial. Misalnya ketika berangkat ke kampus post OOTD, buat story waktu bertemu kucing yang lucu, buat tweet kalau badmood dan buat velocity kalau gabut. 

Namun, dibalik interaksi seru yang kita lakukan di internet, ada hal yang kita sebagai remaja dan perempuan lupakan, yaitu, ancaman keamanan digital bagi remaja perempuan. Ancaman ini bukan sekadar akun yang terkena retas. Ancaman terhadap remaja perempuan di dunia digital juga meliputi penargetan terhadap perempuan sebagai korban doxing, pencurian identitas hingga cyberbullying.

Aksi kekerasan yang terjadi pada perempuan di ruang digital ini, dikenal juga sebagai kekerasan berbasis gender online atau KBGO. UN Women (2025) menjelaskan KBGO sebagai tindakan apa pun yang dilakukan, dibantu, diperparah, atau diperkuat oleh penggunaan teknologi komunikasi informasi atau alat digital lainnya, yang mengakibatkan atau mungkin mengakibatkan kerugian fisik, seksual, psikologis, sosial, politik, atau ekonomi, atau pelanggaran hak asasi dan kebebasan lainnya.

Remaja Perempuan dan Kekerasan Digital

Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2024 49,1% pengakses internet di Indonesia adalah perempuan dan mayoritasnya didominasi oleh Gen-Z atau remaja. Sementara dari 1.902 kasus kekerasan berbasis gender online yang dikumpulkan oleh SAFENet (2025) 969 diantaranya adalah kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan. 

(Sumber : SAFENet, 2025)

Kasus kekerasan berbasis gender online yang dialami oleh perempuan dan remaja sendiri cukup banyak. Ancaman penyebaran identitas atau doxing dan bahkan penyalahgunaan identitas seseorang diluar pengetahuan dan persetujuan. Selain menargetkan remaja perempuan, kekerasan di dunia maya juga menjadikan kelompok-kelompok yang kritis terutama kepada institusi atau kelompok yang berkuasa. 

Salah satu contohnya adalah ancaman intimidasi terhadap kelompok perempuan yang terlibat dalam aksi penolakan terhadap revisi undang-undang TNI 2025 yang dibagikan oleh salah satu akun di media sosial X. Tangkapan layar dari akun tersebut menunjukkan ancaman terhadap data pribadi dibalik kata “Tapi kami tau kalian” dan upaya membungkam perempuan.

(Sumber : X.com)

Data pribadi sendiri adalah suatu atau sekelompok hal dan / atau informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, melacak, atau merujuk individu tertentu secara spesifik. (SAFENet, 2020)

Data pribadi ini, apabila jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab sangat rentan digunakan untuk melakukan ancaman, hingga kekerasan itu sendiri yang sangat merugikan, terutama bagi remaja perempuan. Untuk menghindari ancaman dan kekerasan itu sendiri baik yang terjadi di dunia maya atau dunia nyata, Yuk Sobat! kita kenalan sama Keamanan digital.

Menghindari Kekerasan di Ruang Digital Dengan Memperkuat Keamanan Digital

Berdasarkan data dari Indonesia Gen Z Report 2024, mayoritas orang muda yang menghabiskan sekitar 1-6 jam di media sosial adalah remaja perempuan. Bisa dikatakan bahwa perempuan menjadi mayoritas pengguna media sosial karena paling lama dalam menghabiskan waktu untuk online di Indonesia.

Fakta ini, sayangnya tidak diikuti dengan perlindungan perempuan yang memadai di ruang digital. Kurangnya hukum negara dalam melindungi perempuan, salah satunya pernah diulas oleh Health Heroes Indonesia yang melihat undang-undang perlindungan data pribadi yang dinilai belum menganggap perempuan sebagai pihak yang rentan mengalami KBGO.

Tapi tenang, sobat masih bisa menghindari kekerasan ini dengan memahami konsep keamanan digital. Keamanan digital adalah upaya untuk melindungi data, perangkat, dan informasi digital dari akses tidak sah, pencurian, atau kerusakan. Keamanan digital sendiri merupakan salah satu bagian dari konsep keamanan holistik yang mencakup tiga jenis dari keamanan utama, yaitu digital, fisik dan psikososial. (Girls4Change, 2025)

Menjaga keamanan digital sendiri sering kali dibahas oleh beberapa pihak. Health Heroes Indonesia juga pernah membahasnya dengan membedah fitur privasi di beberapa media sosial. Keamanan digital mencakup serangkaian tindakan dan teknologi yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data serta sistem digital. (Vida, 2024)

Berikut enam langkah yang diulas oleh SAFENet untuk memperkuat keamanan digital sobat!

1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik

Perlindungan terhadap keamanan digital sobat bisa dimulai dengan membuat akun kedua dan memisahkan antara akun pribadi dengan akun publik. Akun pribadi memungkinkan sobat untuk selektif dalam menerima pengikut yang sobat merasa aman dan percaya untuk membagikan informasi yang sensitif atau kegiatan sehari-hari. Sementara itu, akun publik dapat sobat gunakan untuk mengekspresikan diri sobat secara lebih luas, tanpa harus membiarkan informasi yang sifatnya pribadi dikonsumsi pengikut yang lebih luas.

2.Cek dan atur ulang pengaturan privasi


Hampir semua media sosial atau situs web memberikan penggunanya kemampuan untuk mengatur privasi. Soba bisa menyesuaikan lagi pengaturan data pribadi yang dibagikan kepada media sosial dan situs web tersebut seperti email, nomor telepon, foto profil hingga akses lokasi. Sobat juga boleh banget privat akun jika merasa lebih nyaman dan merasa aman ketika akun sobat hanya bisa diakses terbatas oleh beberapa teman sobat daripada dibuat terbuka hingga bebas dikomentari dan dilihat semua orang.

3.Menjaga kerahasiaan kata sandi dan aktifkan verifikasi login


Menjaga kerahasiaan kata sandi perangkat dan media sosial bisa diperkuat dengan memanfaatkan fitur seperti pin dan sensor sidik jari yang hanya sobat tahu. Sobat juga harus berhati-hati dengan orang terdekat sobat karena beberapa kasus kekerasan berbasis gender online dilakukan oleh orang terdekat. Sobat juga bisa mengaktifkan verifikasi ketika mengakses media sosial atau email. Verifikasi login juga disebut 2 Step Verification atau 2 Factor Verification di beberapa media sosial. Mengaktifkan verifikasi login akan membuat sobat mengetahui upaya masuk ke media sosial atau email sobat dan mampu mencegah peretasan. 

4.Hindari berbagi “bagikan lokasi terkini”


Lokasi yang sobat aktifkan ketika mengunjungi tempat tertentu baik sengaja atau tidak sengaja itu rentan sekali untuk digunakan orang asing untuk melakukan pengawasan dan pengintaian terhadap aktivitas sobat. Jika memungkinkan, jangan mudah berbagi fitur “bagikan lokasi terkini” kepada pihak lain yang baru saja dikenal atau batasi waktu berbagi ketika menggunakan fitur ini.  

5.Berhati-hati dengan tautan atau lampiran mencurigakan


Tautan yang tersebar di email, lampiran yang dibagikan di grup WhatsApp, atau iklan berita yang tiba-tiba muncul saat kita sedang membuka sebuah situs dapat mengarahkan sobat ke situs-situs jahat atau program berbahaya yang sangat mungkin menyimpan risiko pencurian data pribadi melalaui perangkat sobat. Sebaiknya pastikan kembali dan perhatikan secara baik-baik tautan dan lampiran yang sobat terima, meskipun lampiran tersebut dikirim oleh orang terdekat

6.Jangan mudah percaya aplikasi pihak ketiga


Terkadang ketika sedang berselancar di internet, ada kuis seperti kuis psikologi atau membaca tarot. Terkadang ada juga situs yang bisa membuat lagu-lagu yang kamu dengarkan menjadi sebuah daftar belanjaan seperti aplikasi Receiptify. Itu, adalah aplikasi pihak ketiga. Merek butuh terhubung dengan media sosial milik sobat, untuk mengumpulkan beberapa data. Tidak semua aplikasi pihak ketiga ini bisa dipercaya, sehingga sobat harus hati-hati sekali agar media sosial sobat mengalami peretasan yang bisa berdampak pada penyalahgunaan data pribadi sobat.

Semakin majunya teknologi, sayangnya tidak selalu diiringi dengan semakin bijaknya penggunaanya. Teknologi yang seharusnya bisa bermanfaat bagi kita, malah digunakan untuk menyerang dan merugikan kita sebagai remaja. Meningkatkan dan memperkuat pemahaman keamanan digital menjadi cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk tetap berdaya dan terjaga di dunia maya!

Penulis : Rizky Muhammad Aldi Fernanda

Referensi 

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2024. APJII Jumlah Pengguna Internet Indonesia Tembus 221 Juta Orang. [Online]
Available at: https://apjii.or.id/berita/d/apjii-jumlah-pengguna-internet-indonesia-tembus-221-juta-orang

Baskoro, N. M., 2024. Bedah Fitur Privasi di Media Sosial, Perlindungan Pertama bagi Perempuan di Ruang Internet. [Online]
Available at: https://healtheroes.id/bedah-fitur-privasi-medsos/

Baskoro, N. M., 2025. Membedah Kebijakan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Sejauh Mana Negara Melindungi Perempuan dari Kejahatan Digital?. [Online]
Available at: Membedah Kebijakan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Sejauh Mana Negara Melindungi Perempuan dari Kejahatan Digital?

IDN Research Institute, 2024. Indonesia Gen Z Report 2024, s.l.: IDN Media.

Narendra, W. S., 2025. 4 Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Keamanan Holistik!. [Online]
Available at: https://girls4change.id/4-hal-yang-perlu-kamu-ketahui-tentang-keamanan-holistik/

SAFENet, 2020. Memahami Dan Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online: Sebuah Paduan, s.l.: SAFENet.

SAFENet, 2025. Laporan Situasi Hak-hak Digital Indonesia 2024, s.l.: SAFENet.

UN Women, 2025. FAQs: Digital abuse, trolling, stalking, and other forms of technology-facilitated violence against women. [Online]
Available at: https://www.unwomen.org/en/articles/faqs/digital-abuse-trolling-stalking-and-other-forms-of-technology-facilitated-violence-against-women

Vida, 2024. Keamanan Digital: Definisi, Cara Melindungi, dan Manfaat. [Online]
Available at: https://vida.id/id/blog/keamanan-digital

Aktivitas Lainnya